Implikasi Hukum Risalah Fiktif Akta Pernyataan Keputusan Rapat Terhadap Upaya Hukum Pemulihan Jabatan Notaris
Main Article Content
Abstract
The purpose of writing this article is to find out the legal implications of fictitious minutes of the deed of statement of meeting decisions on legal efforts to restore the position of notary. This article uses normative legal research, with a statute approach and conceptual approach and descriptive qualitative research analysis with deductive thinking method. The legal implications of making fictitious minutes of the deed of meeting decision statement can be in the form of civil violations with the implication that the deed of meeting decision statement is declared cancelled and the notary will bear the material losses incurred, then the Notary can be charged with a crime, namely in the falsification of document data with the implication of imprisonment, and the last is charged with the code of ethics of the notary position which has implications for reprimands to dishonorable dismissal from the position of notary by the Ministry of Law and Human Rights as having the authority to appoint and dismiss notaries. The legal remedies that can be taken by notaries can only be done for violations of the code of ethics, namely by filing an objection or administrative appeal against the decision of the Ministry of Law and Human Right.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak cipta :
Penulis yang mempublikasikan manuskripnya di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa UNES Law Review berhak menjadi yang pertama menerbitkan dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (Attribution 4.0 International CC BY 4.0) .
- Penulis dapat mengirimkan artikel secara terpisah, mengatur distribusi non-eksklusif manuskrip yang telah diterbitkan dalam jurnal ini ke versi lain (misalnya, dikirim ke repositori institusi penulis, publikasi ke dalam buku, dll.), dengan mengakui bahwa manuskrip telah diterbitkan pertama kali di Jurnal UNES Law Review.
References
Amalia, R., Musakkir, M., & Muchtar, S. (2021). Pertanggungjawaban Notaris terhadap Isi Akta Autentik yang Tidak Sesuai dengan Fakta. Al-Ishlah: Jurnal Ilmiah Hukum, 24(1), 188–206. https://doi.org/10.56087/aijih.v24i1.77
Andriana, K. U., & Irawan, A. D. (2022). Perlindungan Hukum Bagi Notaris Dalam Pembuatan Akte Berdasarkan Keterangan Palsu Dari Para Pihak. Academicos, 1(1), 25–37.
Assyauqi, M. A., Sinaulan, R. L., & Hutomo, P. (2022). Kewenangan dan Tanggung Jawab Notaris Dalam Pembuatan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Yayasan Yang Tidak Memenuhi Kuorum. JOURNAL of LEGAL RESEARCH, 4(2), 275–286. https://doi.org/10.15408/jlr.v4i2.25411
Fitri, A. I., & Mahmudah, S. (2023). Peran Notaris dalam Pembuatan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) Perseroan Terbatas di Kota Semarang. Al Manhaj: Jurnal Hukum Dan Pranata Sosial Islam, 5(2), 1399–1410. https://doi.org/10.37680/almanhaj.v5i2.3198
Harahap, D. A. S. (2023). Tanggunng Jawab Notaris Terhadap Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Yang Dibuat Melalui Media ELektronik. Jurnal Notarius, 2(1), 110–120.
Hukum, J., & Volume, K. (2020). p-ISSN : 2549-3361 e-ISSN : 2655-7789. 1–15.
Iqbal, M. (2022). Kepastian Hukum Akta E-RUPS yang dibuat Notaris Menurut Asas Tabellionis Officium Fideliter Exercebo. Jurnal Ilmiah Hukum Kenotariatan, 11(1), 87. https://doi.org/10.28946/rpt.v11i1.1729
Irmina, S., & Marini, R. (2022). Tanggung Jawab Notaris Atas Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Yang Diduga Dibuat Secara Melawan Hukum ( Analisis Putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor 484 / PDT / 2020 / PT . BDG ). 4.
Jakarta, D. K. I., Pts, N., Pwn, M. J., & Dkijakarta, P. (2020). AKTA NOTARIIL DENGAN AKTA RISALAH RAPAT BAWAH TANGAN YANG MERUGIKAN PEMEGANG SAHAM ( STUDI KASUS. 2.
Kartika, E. D., & Laitupa, S. (2022). Government Responsibilities in Fulfilling Victims’ Rights During the Rehabilitation and Reconstruction Phase After the Earthquake in Sulai Village, lumanda District, Majene Regency. Musamus Law Review, 5(1), 61–71. https://doi.org/10.35724/mularev.v5i1.4593
Kartika, E. D., Yasser, F., & Laitupa, S. (2021). The existence of village regulations for development community empowerment in Padang village Polewali Mandar regency. Indonesia Prime, 6(1), 1–5. https://indonesiaprime.or.id/index.php/id/article/view/114
Khasanah, C. A., Satoto, A. Y., & Anwar, M. H. (2023). Akibat Hukum Notaris Yang Melakukan Penandatangannya Akta Di Luar Wilayah Jabatan Notaris. Jurnal Education and Development, 11(2), 378–383. https://doi.org/10.37081/ed.v11i2.4921
Ludy Hardani, A. (2021). Kewajiban Menjaga Kerahasiaan Dalam Pembuatan Akta Bagi Calon Notaris Magang. Jurnal Officium Notarium, 1(1), 174–183. https://doi.org/10.20885/jon.vol1.iss1.art18
Nugroho, T. W. (2022). NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI SAHAM ( Studi Putusan Mahkamah Agung 15K / Pid / 2020 ). 10(September), 29–30.
Ratna sari purba, T., & Rahayu, M. I. F. (2023). Ratio Decadency Decision NO. 235/G/2019/PTUN.KT Against Notary Legal Remedies Affected with Notary Position Violations. Journal of Scientific Research, Education, and Technology (JSRET), 2(2), 883–887. https://doi.org/10.58526/jsret.v2i2.175