Analisis Hubungan Adat Istiadat Dan Konflik Dalam Tinjauan Kriminologi: Studi Kasus Suku Nduga Papua
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini menganalisis sisi penyelesaian masalah non-legal dari adat istiadat dan hubungannya dengan konflik yang berfokus pada masyarakat suku Nduga, masyarakat suku Nduga masih sangat erat dengan budaya dan adat istiadat yang bersifat kolektif pada kelompok masyarakat. Nilai-nilai kearifan lokal tersebut, tidak hanya berpengaruh pada kehidupan sosial budaya namun merambat pada permasalahan keamanan dan ketertiban masyarakat yang dijadikan sebagai dasar pada setiap penyelesaian permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat dan lambat laun kebiasaan tersebut berlaku secara normatif dan berwujud pada aturan tingkah laku serta dipertahankan di Masyarakat. Menurut hasil data wawancara menunjukkan bahwa terdapat tiga permasalahan yang dapat memicu konflik di masyarakat suku Nduga yakni: 1) Perempuan, 2) Dendam masa lalu, dan 3) Binatang Babi. ketiga masalah ini yang paling bisa menyebabkan konflik berkelanjutan, menurut data berita yang di screaping dari Detik.com menunjukkan bahwa tingkat berita mengenai konflik di Nduga meningkat dari tahun ke tahun, pada 2023 meningkat sebesar 21,43% dari tahun sebelumnya.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak cipta :
Penulis yang mempublikasikan manuskripnya di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa UNES Law Review berhak menjadi yang pertama menerbitkan dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (Attribution 4.0 International CC BY 4.0) .
- Penulis dapat mengirimkan artikel secara terpisah, mengatur distribusi non-eksklusif manuskrip yang telah diterbitkan dalam jurnal ini ke versi lain (misalnya, dikirim ke repositori institusi penulis, publikasi ke dalam buku, dll.), dengan mengakui bahwa manuskrip telah diterbitkan pertama kali di Jurnal UNES Law Review.
References
Balasong, A. N. F. (2022).Peran NU Sebagai Agen Perdamaian Di Papua. Jurnal Agama Dan Kebudayaan, 8(2), 286–504.
BBC. (2018). Pekerja selamat dari pembunuhan di Papua, dua rekannya “ditembak duluan”. BBC News. Retrieved May 21, 2024, from https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46464448
CNN. (2021). Perang suku pecah di Nduga, dipicu perselingkuhan. CNN Indonesia. Retrieved May 21, 2024, from https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210820093142-12-682809/perang-suku-pecah-di-nduga-dipicu-perselingkuhan#anchor
Dewantara, A. W. (2019). Bhinneka Tunggal Ika sebagai model multikulturalisme khas Indonesia. Seminar Nasional Keindonesiaan (FPIPSKR), 396–404. Retrieved from http://conference.upgris.ac.id
Hadi, W. (2019). Peranan satuan binmas dalam mencegah perang suku di Distrik Kwamki Narama. Jurnal Ilmu Kepolisian, 13(3), 11.
Howay, L. (2018). Budaya (kearifan lokal) dalam perang suku pada masyarakat suku Dani di Papua. Seminar Nasional Peranan Ilmu Psikologi Dalam Pengurangan Risiko Bencana, 49–53. Retrieved from http://ejournal.unbi.ac.id/index.php/semnaspsikologibencana/issue/view/6
Latifah, N. (2018). Agama, konflik sosial dan kekerasan politik. Fondatia, 2(2), 154–167. https://doi.org/10.36088/fondatia.v2i2.131
Major, M., Beyene, F., Imana, G., Tadesse, D., & Makahamadze, T. (2024). The role of customary institutions and the challenges they are facing in transforming violent conflicts: The case of the Konso and Ale ethnic groups in southern Ethiopia. Cogent Social Sciences, 10(1), 1-15.
Moleong, J. L. (2013). Metode penelitian kualitatif edisi revisi (pp. 32–36).
Nursanti, I. A., & Pudjibudojo, J. K. K. (2021). Damai atau perang? Faktor-faktor penyebab perilaku agresi pada budaya perang suku masyarakat tradisional di Papua. Jurnal Diversita, 7(1), 121–132. https://doi.org/10.31289/diversita.v7i1.4613
Ramadhan, D. A., Hamid, S. S. N., & Kusumadinata, A. A. (2023). Analisis framing pemberitaan media narasi tentang tragedi Kanjuruhan Malang. Karimah Tauhid, 2(1), 51–59. https://ojs.unida.ac.id/karimahtauhid/article/view/7628
Rohman, N. (2018). Pendidikan dalam perspektif struktural konflik. Al-Riwayah: Jurnal Kependidikan, 10(2), 435–461. https://doi.org/10.32489/al-riwayah.169
Satriana, I. M. W. C., & Dewi, N. M. L. (2019). Kerta Desa as a customary judicial institution in the settlement of customary conflicts based on Bali Provincial Regulation Number: 4 of 2019. Journal of Sustainable Development Science, 1(1), 1-7.
Somantri, L. (2020). Mengenal suku bangsa di Pegunungan Tengah Papua. Paper Knowledge. Toward a Media History of Documents, November 2008, 12–26.
Somantri, L. S. P. (2010). Mengenal suku bangsa di Pegunungan Tengah Papua. Mengenal Suku Bangsa di Pegunungan Tengah Papua, 1(November 2008), 1–14. https://dx.doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
Taga, E. (April). Wawancara Dr. Edison Nggwijangge. Wamena.
Taga, E. (April). Wawancara Piter Ganie. Wamena.
Taum, Y. Y. (2015). Kekerasan dan konflik di Papua: Akar masalah dan strategi mengatasinya. Jurnal Penelitian, 19(1), 1–13. https://e-journal.usd.ac.id/index.php/JP/article/view/980/0
Wahome, M., & Ng’ang’a, D. (2020). The effects of colonialism on indigenous conflict resolution systems among Pokot and Turkana communities. International Journal of Humanities and Social Sciences, 11(1), 1-11.
Waimbo, D. E., & Yuwono, P. (2012). Pada era otonomi khusus (pp. 20–34).
Widodo, B. S., Purba, I. P., & Setiawan, A. (2022). Penguatan nilai-nilai toleransi dan keberagaman pada masyarakat desa Sambong Dukuh Kabupaten Jombang sebagai rintisan Desa Pancasila. Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(3), 1215–1222. https://doi.org/10.31004/cdj.v2i3.3019
Wig, T., & Kromrey, D. (2018). Which groups fight? Customary institutions and communal conflicts in Africa. Journal of Peace Research, 55(4), 415–429. https://dx.doi.org/10.1177/0022343317740416.