Dualisme Pengaturan Perkawinan Beda Agama
Article Sidebar
Main Article Content
Abstract
This research was motivated by the marriage of couples with different beliefs, called interfaith marriages. This type of marriage was originally permitted based on Law Number 24 of 2013, amendment to Law Number 23 of 2006 concerning Population Administration, then it was not permitted (prohibited) based on the Supreme Court Circular. (SEMA) Number 2 of 2023. The aim of this research is to determine the dualism of interfaith marriage arrangements. This research uses descriptive analytical methods with a normative juridical approach. The research results show that this inconsistency occurs because it is explicitly stated in Article 2 paragraph (1) of Law Number 1 of 1974 concerning Marriage and Article 44 of the Instruction of the President of the Republic of Indonesia Number 1 of 1991 concerning the Compilation of Islamic Law which states that marriage between different religions is prohibited. The Surabaya District Court has decided case No.916/Pdt.P/2022/PN.Sby and has been confirmed by Supreme Court Decision Number 1400K/PDT/1986, the essence of the decision is to allow interfaith marriage between Rizal Adikara who adheres to Islam and Eka Debora Sidauruk who adheres to Christianity. The results of the research concluded that after the Supreme Court Circular Letter (SEMA) Number 2 of 2023, all interfaith marriages were prohibited.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak cipta :
Penulis yang mempublikasikan manuskripnya di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa UNES Law Review berhak menjadi yang pertama menerbitkan dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (Attribution 4.0 International CC BY 4.0) .
- Penulis dapat mengirimkan artikel secara terpisah, mengatur distribusi non-eksklusif manuskrip yang telah diterbitkan dalam jurnal ini ke versi lain (misalnya, dikirim ke repositori institusi penulis, publikasi ke dalam buku, dll.), dengan mengakui bahwa manuskrip telah diterbitkan pertama kali di Jurnal UNES Law Review.
References
Agnes. (2019). Izin Perkawinan Beda Agama Di Pengadilan Negeri (Studi Perbandingan Putusan No. 46/Pdt. P/2016/PN. Skt Dan Putusan No. 71/Pdt. P/2017/PN. Bla). Bachelor’s thesis, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Bachtiar. (2019). Metode Penelitian Hukum. Tangerang: Unpam Press.
Eoh. (1996). Perkawinan Antar Agama Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: Srigunting.
Hamim, K. (2021). Perkawinan Beda Agama Di Kabupaten Lombok Utara. Laporan Penelitian. Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Mataram.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Pasal 44
Prodjodikoro, W. (1991). Hukum Warisan Di Indonesia. Bandung: Sumur Bandung.
Sidharta. (1982). Hukum Dan Logika. Bandung : Alumni.
Soekanto, S. (2001). Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat). Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surat Edaran MA (SEMA) Nomor 2 Tahun 2023 tentang Petunjuk Bagi Hakim Dalam Mengadili Perkara Permohonan Pencatatan Perkawinan Antar-Umat yang Berbeda Agama dan Kepercayaan.
Triono. (2023). Ragam Pendapat Ulama Soal Nikah Beda Agama Menurut Kiai Taufik Damas. Pranala: Https://New-Frontend- Islam.Nu.or.Id/Nasional/Ragam-Pendapat-Ulama-Soal-Nikah-Beda-Agama-Menurut-Kiai- Taufik-Damas-SsU7u.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 B Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 2 Ayat (1).
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (UUP) tentang Perkawinan pasal 2 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan pasal 35 huruf (a) Putusan MA Nomor 1400K/PDT/1986
Yohen dkk. (2023). Analisis Yuridis Terhadap Pernikahan Beda Agama Di Indonesia. VERITAS: Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum 9, no. 1: 1–10.