Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama Pasca Pemberlakuan Sema Nomor 1 Tahun 2022 (Analisis Putusan Pengadilan Agama Painan Nomor 492/Pdt.G/2023/PA.Pn.)
Main Article Content
Abstract
This study aims to analyze the settlement of divorce disputes in religious courts after the implementation of the Circular Letter of the Supreme Court of the Republic of Indonesia Number 1 of 2022 concerning the Implementation of the Formulation of the Results of the Plenary Meeting of the Supreme Court Chamber in 2022 as Guidelines for the Implementation of Tasks for the Courts dated December 15, 2022. The method used for this research is a normative legal research method that refers to literature research and laws, then data collection and analysis are carried out after which conclusions are drawn using the deductive method of thought. The results showed that, the issuance of the Formulation of the Religious Chamber number 1 letter b point 2) Circular Letter Number 1 of 2022 which stipulates that in an effort to maintain a marriage and fulfill the principle of making divorce difficult, divorce cases on the grounds of continuous disputes and quarrels can be granted if it is proven that the husband / wife is in continuous dispute and quarrel, or has separated the place of residence for at least 6 (six) months does not just appear but goes through a long process. The Supreme Court through the formulation of the Religious Chamber Meeting in Supreme Court Circular Letter 4 of 2014 also provides a number of indicators as a clue to the condition of a broken marriage. This is then refined in Supreme Court Circular Letter 3 of 2018 which provides instructions to judges to consider sufficiently and thoroughly in adjudicating divorce cases. The formulation of the Religious Chamber Meeting in Supreme Court Circular Letter 1 of 2022 emphasizes the provisions of Article 39 paragraph (2) of Law Number 1 of 1974 concerning Marriage which makes it easier for judges to explore the root causes of divorce filed by husband or wife to minimize the reasons for divorce of continuous disputes and quarrels.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak cipta :
Penulis yang mempublikasikan manuskripnya di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa UNES Law Review berhak menjadi yang pertama menerbitkan dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (Attribution 4.0 International CC BY 4.0) .
- Penulis dapat mengirimkan artikel secara terpisah, mengatur distribusi non-eksklusif manuskrip yang telah diterbitkan dalam jurnal ini ke versi lain (misalnya, dikirim ke repositori institusi penulis, publikasi ke dalam buku, dll.), dengan mengakui bahwa manuskrip telah diterbitkan pertama kali di Jurnal UNES Law Review.
References
Ad-dimasyqy, Al-Hafidz Ibnu Katsir. 2006. Tafsir Ibnu Katsir. Juz II. Darul Kutub Ilmiyah. Beirut.
As-Sadlan, Shih bin Ghonim. 2004. Kesalahan-Kesalahan Istri. Pustaka Progresif. Jakarta.
Az-Zuhaili, Wahbah. 1986. أصول الفقه الإسلامي. Juz I. Dar al-Fikr. Damaskus.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta
Harahap, M. Yahya. 2010. Hukum Acara Perdata. Sinar Grafika. Jakarta.
L. Sudirman. 2021. Hukum Acara Peradilan Agama. Institut Agama Islam Negeri Parepare Nusantara Press. Parepare.
Wahyudi, Abdullah Tri. 2018. Hukum Acara Peradilan Agama. CV. Mandar Maju. Bandung.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (LN No. 1959).
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (LN. 1974/1; TLN No. 3019).
Undang-Undang No. 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan atas Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (LN. 2019/186; TLN No. 6401).
Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama (LN. 2006/22; TLN No. 4611).
Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 Perubahan Atas Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama (LN. 2009/159; TLN No. 5078).
Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama (LN. 1989/49; TLN No. 3400).
Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaa Atas Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (LN. 1975/12; TLN No. 3050).
Intruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 Tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam (LP Sekretariat Negara Tahun 1991).
Surat Edaran Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2022 Tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung Tahun 2022 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan
Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 3 Tahun 1981 Tentang Perceraian
Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 3 Tahun 2018 Tentang Pemberlakuan Rumusan Hukum Hasil Pleno Kamar Mahkamah Agung Tahun 2018 sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Pengadilan.
Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 4 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Rumusan Hukum Hasil Pleno Kamar Mahkamah Agung Tahun 2013 sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Pengadilan.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), diterjemahkan oleh Soebekti dan R.Tjitosudibio, 1914, Paradnya Paramita, Jakarta.
Putusan
Putusan Pengadilan Nomor 492/Pdt.G/2023/PA.Pn.
Putusan Mahkamah Agung Nomor 421 K/Ag/2023.
Jurnal dan Website
Legal Information Institute. “Uncontested Divorce | Wex | US Law”. dikunjungi pada tanggal 10 Desember 2023 jam 21.34
Nasution, Khoiruddin. 2019. “Dasar Wajib Mematuhi Undang-Undang Perkawinan (UUP)”. ADHKI: Journal of Islamic Family Law. Vol. I. 2019.
Husaeni, Muh. Irfan. 2014. “Pemohon Mendalilkan Telah Talak Tiga di Luar Pengadilan. Bagaimana Sikap Hakim?”. Url: https://badilag.mahkamahagung.go.id. diakses pada tanggal 29 November 2022, Jam 22.10.
Whaling, Michael J. 1972. “No Fault Concept: Is This the Final Stage in the Evolution of Divorce”. Journal on Notre Dame Law Review. Vol. 47. No. 4. 1972.